Kamu dan keraguanku

--

Photo by Alexas_Fotos on Pixabay

Aku bukanlah burung yang dapat berceloteh ria dengan suara nyaringnya.

Aku bukan pula hujan yang datang dengan gemuruh kemudian rintiknya mengundang kenangan

Aku hanya seorang tanpa warna, bagai kertas putih. Kosong dan hampa.

Tapi apakah kau tau?

Setelah hadirnya kamu yang tanpa aba-aba itu, aku berhasil mencoretkan warna-warni dalam kertas kosong itu. Aku pun berhasil menuliskan syair tanpa ragu.

Rasanya acak namun selaras indah.

Setelah hadirnya kamu yang tanpa aba-aba itu, kembali memberi warna cerah tanpa setitik gelap. Kamu mampu mengukir garis lengkung dengan hal sederhana.

Kehadiranmu tanpa aba-aba begitu juga rasaku, tapi bukankah hal seperti itu tidak boleh terjadi?

--

--

No responses yet